1. Tujuan
[Kembali]
a. Memahami Prinsip Kerja sensor cahaya pada rangakaian line follower
b. Menganalisa komponen pada rangkaian line follower
c. Memahami tentang photodioda dan aplikasinya
2. Alat dan Bahan [Kembali]
1) Button
Berfungsi untuk menghubungkan atau memisahkan satu terminal dengan terminal yang lain pada instalasi listrik.
2) Resistor
Digunakan untuk menghambat
arus agar tidak terlalu besar.
3) Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat.
4) LED
Sebagai indikator (Penanda Motor Hidup).
5) Photodioda
Berfungsi mengubah cahaya
menjadi arus listrik.
6) OP-Amp
berfungsi
sebagai penguat atau amplifier.
7) DC
Voltmeter
Berfungsi untuk mengukur besar tegangan listrik yang ada di
suatu rangkaian listrik.
8) Motor
DC
Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja
menggunakan sumber tegangan DC. .
9) Ground
Berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumu atau
tanah.
3. Dasar
Teori
[Kembali]
1) Photodioda
Photodioda
adalah salah satu jenis detektor cahaya, yang digunakan untuk mengubah cahaya
menjadi arus atau tegangan berdasarkan mode operasi perangkat. Ini terdiri dari
filter optik, lensa built-in dan juga area permukaan. Photodioda ini memiliki
waktu respons yang lambat ketika luas permukaan Photodioda meningkat.
Prinsip kerja dari Photodioda adalah,
ketika foton energi yang banyak menyerang dioda, itu membuat beberapa lubang
(holes) dan elektron. Mekanisme ini juga disebut sebagai efek fotolistrik
dalam. Jika penyerapan muncul di persimpangan daerah penipisan, maka pembawa
dihapus dari persimpangan oleh medan listrik inbuilt dari daerah penipisan.
Oleh karena itu, holes di wilayah itu bergerak ke arah anoda,
dan elektron bergerak ke arah katoda, dan arus foto akan dihasilkan. Seluruh
arus melalui dioda adalah jumlah dari tidak adanya cahaya dan arus listrik.
Jadi arus yang tidak ada harus dikurangi untuk memaksimalkan sensitivitas
perangkat.
Karakteristik V-I Photodioda
Sebuah Photodioda terus beroperasi dalam
mode bias terbalik. Karakteristik Photodioda ditunjukkan dengan jelas pada
gambar tersebut, bahwa arus fotonya hampir tidak bergantung pada tegangan bias balik
yang diterapkan.
Untuk pencahayaan nol, arus foto hampir
nol tidak termasuk untuk arus gelap kecil. Ini adalah urutan dari ampere nano.
Saat daya optik naik, arus foto juga naik secara linear. Maksimum arus kas foto
tidak lengkap oleh disipasi daya photodioda.
2) Button
Button merupakan salah satu
jenis dari switch atau saklar. Saklar pada
dasarnya merupakan perangkat mekanik yang terdiri dari dua atau lebih terminal
yang terhubung secara internal ke bilah atau kontak logam yang dapat dibuka dan
ditutup oleh penggunanya.
Aliran
listrik akan mengalir apabila suatu kontak dihubungkan dengan kontak lainnya.
Sebaliknya, aliran listrik akan terputus apabila hubungan tersebut dibuka atau
dipisahkan. Selain itu saklar sering juga difungsikan sebagai pengendali untuk
mengaktifkan fitur-fitur tertentu pada suatu rangkaian listrik.
Contohnya
seperti pengatur tegangan pada pencatu daya, Sebagai pengatur Volume di Ponsel
ataupun sebagai pengatur.
3) Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang
berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam
suatu rangkain elektronika. Resistor bersifat resistif dan termasuk salah satu
komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai
resistansi suatu resistor di
sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa
resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya.
Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga
memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu
dilewatkannya.
Resistor merupakan salah satu komponen
elektronika pasif yang berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada
suatu rangkaian dan berfungsi sebagai teminal antara dua komponen elektronika.
Tegangan pada suatu resistor sebanding dengan arus yang melewatinya (V =
I.R). Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga
yang 5 Gelang.
Gelang
warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya
sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai
toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Cicin
warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna. Dari
cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai
dimana nilai resistansi resistor dengan kode warna yaitu :
1. Resistor 4 gelang warna
Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit
angka, dan cincin kode warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode
warnake 4 menunjukan nilai toleransi resistor.
2. Resistor 5 gelang warna
Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan
digit angka, dan cincin kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian
cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi resistor.
3. Resistor 6 gelang warna
Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya
sama dengan resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai
resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur
maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut.
Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang
tercantum pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor
dalam kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan
karakteristik resistor yang terjadi akibat operasional resistor tersebut.
Nilai toleransi resistor ini
ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%),
resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan toleransi
kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%).
4) Transistor
Transistor
adalah sebuah komponen elektronika yang digunakan untuk penguat, sebagai
sirkuit pemutus, sebagai penyambung, sebagai stabilitas tegangan, modulasi
sinyal dan lain-lain. Fungsi transistor juga sebagai kran listrik yang dimana
berdasarkan tegangan inputnya, memungkinkan pengalihat listrik yang akurat yang
berasal dari sumber listrik.
·
Transistor npn
Pada transistor npn, pergerakan pembawa Arus Negatif (Elektron) melalui
wilayah Basis yang merupakan aksi transistor, karena elektron menyediakan hubungan
antara sirkuit Collector dan Emitter. Hubungan antara rangkaian Input dan
Output, Fitur aksi transistor karena transistor yang memperkuat properti
berasal dari kontrol konsekuen yang diberikan oleh Base pada Collector ke
Emitter.
Arus transistor dalam transistor NPN bipolar
adalah rasio dari dua arus ini (Ic/ Ib), disebut Gain Arus DC dan simbol dari
HFE atau sekarang Beta (β). Nilai
β hingga 200 untuk transistor standar, Rasio antara Ic dan Ib menjadi penguat
ketika digunakan diwilayah aktif karena Ib menyediakan Input dan Ic Output.
Arus Gain transistor terminal Kolektor dan
Emitor, Ic/Ie, disebut Alpha (α),
dan merupakan fungsi dari transistor (elektron menyebar di persimpangan).
Karena arus emitor adalah jumlah dari arus basis yang sangat kecil ditambah
arus kolektor yang sangat besar, nilai alfa (α), dan untuk transistor sinyal
daya rendah khas, nilai ini berkisar 0,950 ke 0,999.
Hubungan α
dan β dalam Transistor NPN
·
Transistor pnp
Transistor
Positif-Negatif-Positif. Lapisan material N-Negatif diantara dua Lapisan
P-Positif. Tiga terminal Basis (B), Kolektor (C) dan Emitor (E) dan
menghubungkan transistor ke papan sirkuit.
Transistor
PNP memiliki karakteristik sangat mirip dengan NPN Bipolar, kecuali
Polaritas (Biasing) dari
arah arus dan tegangan dibalik untuk salah satu dari tiga konfigurasi, Common Base, Common Emitter dan Kolektor Biasa.
Tegangan
antara Base-Emitter (VBE),
Negatif pada Base dan Positif pada Emitter untuk transistor PNP, Terminal Base
selalu Bias Negatif terhadap Emitter. Juga Tegangan Suplai Emitor Positif
sehubungan dengan Kolektor (VCE). Jadi untuk transistor PNP untuk melakukan
Emitter selalu lebih Positif sehubungan dengan Basis-kolektor.
Emitter terhubung ke tegangan suplai VCC
dengan Resistor Beban, RL yang membatasi arus maksimum yang mengalir melalui
perangkat yang terhubung ke terminal Kolektor. Basis tegangan VB yang Bias
Negatif terhadap Emitter dan terhubung ke Resistor Basis RB, untuk membatasi
Arus Basis Maksimum.
Untuk menyebabkan Arus Base mengalir dalam transistor
PNP, Base harus lebih Negatif daripada Emitter (Arus meninggalkan Basis)
sekitar 0,7 volt (Silikon) atau 0,3 volt (Germanium). Rumus untuk menghitung
Basis Resistor, Arus basis atau Arus Kolektor sama dengan Transistor NPN yang
setara.
5) LED
Light
Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika
yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan
maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Cara
kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub
Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila
dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda. Terminal
anoda adalah kaki yang lebih panjang sedangkan tterminal katoda memiliki kaki
lebih pendek.
Masing-masing
warna LED (Light Emitting Diode) memerlukan tegangan maju (Forward Bias)
untuk dapat menyalakannya.
6) OP-Amp
Penguat
operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian
terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan
beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan
penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam
prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta
impedansi keluaran yang kecil.
Op-Amp memiliki beberapa
karakteristik, diantaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak
berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein=0)
7) DC
Voltmeter
Volt meter
DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan
DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Konsep yang
digunakan dalam sebuah volt meter DC hampir sama dengan konsep pada ampere
meter. Pada volt meter arus searah atau DC volt meter tahanan shunt atau shunt
resistor dipasang seri dengan kumparan putar magnet permanen (permanent magnet
moving coil) PMMC yang berfungsi sebagai pengali (multiplier).
Nilai tahanan pengali yang diperlukan untuk
memperbesar batas ukur tegangan ditentukan dari gambar berikut, dimana :
V = Im (Rs
+ Rm)
Dengan : Im = arus defleksi dari alat ukur
Rm = tahanan dalam alat ukur
Rs = tahanan pengali
V
=
tegangan rangkuman maksimum dari instrumen
Gambar Rangkaian Dasar Voltmeter Arus Searah
Sensitivitas voltmeter Sensitivitas (S), adalah
kebalikan dari defleksi skala penuh alat ukur yaitu:
S = 1 / Idp
Sensitivitas (S)
dapat digunakan pada metode sensitivitas untuk menentukan tahanan pengali
voltmeter arus searah.
R = (S x V) – Rm
Dimana :
S = sensitivitas voltmeter,ohm/volt
V = rangkuman tegangan yang ditentukan
oleh posisi sakelar
Rm = tahanan-dalam alat ukur (ditambah tahanan seri)
Rs = tahanan pengali
8) Motor
DC
Motor
Listrik DC atau DC Motor adalah suatu
perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor
Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan
tegangan arus searah atau DC (Direct Current)
untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada
perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC
seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena
elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan,
permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang
berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke
utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub
selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet
maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan
berhenti.
Hubungan
antara kecepatan, flux medan dan tegangan kumparan motor DC ditunjukkan dalam
persamaan berikut :
Gaya elektromagnetik
: E = K Φ N
Torque
: T = K Φ Ia
Dimana:
E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal
kumparan
motor DC (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan.
N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T = torque electromagnetik
Ia = arus
kumparan motor DC
K = konstanta persamaan
9) Ground
Ground adalah suatu sistem
instalasi listrik untuk melepaskan muatan listrik berlebih dengan cara
mengalirkannya ke tanah. Ground betujuan sebagai pelindung terhadap penggunaan
peralatan listri pada saat terjadi hal-hal berikut:
·
Kebocoran arus listrik
·
Terjadinya induksi tegangan listrik
·
Isolasi yang kurang baik
·
Melindungi dari listrik statis
·
Melindungi dari tegangan tinggi khususnya
petir
·
Sebagai acuan pengukuran tegangan
4. Prosedur Percobaan [Kembali]
Arus mengalir dari input menuju LED sehingga LED menyala. Ketika LED menyala maka photodioda akan menangkap cahaya dari LED. Ketika Button ditutup maka arus mengalir dari input menuju photodioda. Karena photodioda menerima cahaya dari led maka resistansinya akan semakin kecil sehingga tegangan yang dihasilkannya semakin besar.
Selanjutnya arus mengalir menuju transistor NPN Q1, Masuk dari basis dan keluar dari kolektor. Selanjutnya terjadi penguatan pada op-AMP non inverting dimana arus keluarannya bernilai positif. Selanjutnya akan menuju OP-AMP non inverting lagi untuk dikuatkan sekali lagi.
Selanjutnya arus masuk ke transistor NPN Q2 melalui basis dan keluar dari kolektor dan arus menuju motor dc sehingga dapat menggerakan motor dc. Pada motor DC akan membaca tegangan output dari Sensor Photodioda tadi.
Download HTML [Disini]Download Proteus [Disini]
Download Video [Disini]
Download Datasheet
- Photodioda [Disini]
- Op-Amp [Disini]
- Button [Disini]
- Resistor [Disini]
- Transistor [Disini]
- Led [Disini]
- Motor Dc [Disini]
- Voltmeter [Disini]
No comments:
Post a Comment