1. Mengetahui dan memahami sensor LM35, sensor DHT11, dan sensor PIR
2. Mengetahui prinsip kerja sensor LM35, sensor DHT11, dan sensor PIR
3. Mengaplikasikan sensor LM35, sensor DHT11, dan sensor PIR
2.1 Alat
Voltmeter digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik yang ada dalam sebuah rangkaian listrik.
Spesifikasi resistor yang digunakan:
a. Resistor 10 ohm
b. Resistor 220 ohm
c. Resistor 10k ohm
Datasheet resistor
Konfigurasi pin
1. Pin1 & Pin5 (Offset N1 & N2) : Pin untuk mengatur tegangan offset jika perlu
2. Pin2 (IN-) : Pin inverting dari Op Amp
3. Pin3 (IN +) : Pin Non inverting Op Amp
4. Pin4 (Vcc-) : Pin ini terhubung ke ground jika tidak rel negatif
5. Pin6 (Output) : Output daya pin Op-amp
6. Pin7 (Vcc +) : Pin ini terhubung ke + ve rail dari supply tegangan
7. Pin8 (NC) : Tidak ada koneksi
Spesifikasi bahan
Tegangan antara Base dan Emitter ( VBE ), positif di Base dan negatif di Emitter karena untuk transistor NPN, terminal Base selalu positif sehubungan dengan Emitter. Tegangan supply Collector juga positif sehubungan dengan Emitter ( VCE ). Jadi untuk transistor NPN bipolar untuk menjalankan Collector selalu lebih positif terhadap Base dan Emitter.
Spesifikasi
1. DC current gain maksimal 800
2. Arus Collector kontinu (Ic) 100mA
3. Tegangan Base-Emitter (Vbe) 6V
4. Arus Base maksimal 5mA
Datasheet transistor BC548
Komponen Input
1. Vin : DC 5V 9V.
2. Radius : 180 derajat.
3. Jarak deteksi : 5 7 meter.
4. Output : Digital TTL.
5. Memiliki setting sensitivitas.
6. Memiliki setting time delay.
7. Dimensi : 3,2 cm x 2,4 cm x 2,3 cm.
8. Berat : 10 gr.
Berfungsi
sebagai penghasil bunyi pada kondisi yang ditentukan.
LM35
adalah IC sensor suhu yang tegangan keluarannya bervariasi berdasarkan suhu di
sekitarnya. IC ini dapat digunakan untuk mengukur suhu antara -55°C hingga
150°C. IC membutuhkan tegangan 5V di pin input. Jika suhu 0°C, maka tegangan
keluaran juga akan 0V. Akan ada kenaikan 0,01V (10mV) untuk setiap kenaikan
suhu satu derajat Celcius.
Sensor
suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah
besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35
yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang
diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan
kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga
mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga
dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak
memerlukan penyetelan lanjutan.
Sensor
suhu IC LM35 pada dasarnya memiliki 3 pin yang berfungsi sebagai sumber supply
tegangan DC +5 volt, sebagai pin output hasil penginderaan dalam bentuk
perubahan tegangan DC pada Vout dan pin untuk Ground.
Karakteristik
Sensor LM35
a.
Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu
10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
b. Memiliki
ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
c. Memiliki
jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
d. Bekerja
pada tegangan 4 sampai 30 volt.
e. Memiliki
arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
f. Memiliki
pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara
diam.
g. Memiliki
impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA. 8. Memiliki
ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
Sensor suhu IC LM35 memiliki keakuratan tinggi dan mudah dalam perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, sensor suhu LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kontrol khusus serta tidak memerlukan seting tambahan karena output dari sensor suhu LM35 memiliki karakter yang linier dengan perubahan 10mV/°C. Sensor suhu LM35 memiliki jangkauan pengukuran -55ºC hingga +150ºC dengan akurasi ±0.5ºC. Tegangan output sensor suhu IC LM35 dapat diformulasikan sebagai berikut:
Vout LM35 = Temperature º x 10 mV
Sensor suhu IC LM 35 terdapat dalam beberapa varian sebagai berikut :
1. LM35, LM35A memiliki range pengukuran temperature -55ºC hingga +150ºC.
2. LM35C, LM35CA memiliki range pengukuran temperature -40ºC hingga +110ºC.
3. LM35D memiliki range pengukuran temperature 0ºC hingga +100ºC. LM35
Kelebihan sensor suhu LM35
1. Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150ºC
2. Low self-heating, sebesar 0.08 ºC Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 V
3. Rangkaian menjadi sederhana
4. Tidak memerlukan pengkondisian sinyal
5. Arus yang mengalir kurang dari 60 μA
6. Linearitas +10 mV/ ºC
7. Kalibrasi dalam satuan derajat celcius
Grafik Respon Sensor LM35
b. Sensor DHT11
Sensor
DHT11 adalah salah satu jenis sensor yang banyak digunakan pada project
berbasis arduino. Sensor ini memiliki keunikan yaitu dapat membaca suhu (temperature)
ruangan dan kelembapan udara (humidity). Sensor ini dikemas dalam bentuk kecil
dan ringkas, serta harganya yang terjangkau. Kegunaan sensor DHT11 ini biasanya dipakai
pada project monitoring suhu ruangan maupun kelembapan udara pada ruangan oven.
Sensor
DHT11 merupakan serangkaian komponen senor dan IC kontroller yang dikemas dalam
satu paket. Sensor ini ada yang memiliki 4 pin ada pula yang 3 pin. Tapi tidak
menjadi masalah karena dalam penerapannya tiak ada perbedaan.Didalam bodi
sensor yang berwarna biru atau putih terdapat sebuah resistor dengan tipe NTC (Negative
Temperature Coefficient). Resistor jenis ini memiliki karakteristik dimana
nilai resistansinya berbanding terbalik dengan kenaikan suhu. Artinya, semakin
tinggi suhu ruangan maka nilai resistansi NTC akan semakin kecil. Sebaliknya
nilai resistansi akan meningkat ketika suhu disekitar sensor menurun.
Selain itu didalamnya terdapat sebuah sensor kelembapan dengan karkteristik
resistif terhadp perubahan kadar air di udara. Data dari kedua sensor ini
diolah didalam IC kontroller. IC kontroller ini akan mengeluarkan output data
dalam bentuk single wire bi-directional.
Grafiks Respon Sensor DHT11
Sensor
PIR merupakan sensor yang dapat mendeteksi pergerakan, dalam hal ini sensor PIR
banyak digunakan untuk mengetahui apakah ada pergerakan manusia dalam daerah
yang mampu dijangkau oleh sensor PIR. Sensor ini memiliki ukuran yang kecil,
murah, hanya membutuhkan daya yang kecil, dan mudah untuk digunakan. Oleh
sebab itu, sensor ini banyak digunakan pada skala rumah maupun bisnis. Sensor
PIR ini sendiri merupakan kependekan dari “Passive InfraRed” sensor.
Grafik
Respon Sensor PIR
1. Respon
terhadap arah, jarak, dan kecepatan
Pada
grafik tersebut ; (a) Arah yang berbeda mengasilkan tegangan yang bermuatan
berbeda ; (b) Semakin dekat jarak objek terhadap sensor PIR, maka semakin besar
tegangan output yang dihasilkan ; (c) Semakin cepat objek bergerak, maka
semakin cepat terdeteksi oleh sensor PIR karena infrared yang ditimbulkan
dengan lebih cepat oleh objek semakin mudah dideteksi oleh PIR, namun semakin
sedikit juga waktu yang dibutuhkan karena sudah diluar jangkauan sensor PIR.
2. Respon
terhadap suhu
Dari
grafik, didapatkan bahwa suhu juga mempengaruhi seberapa jauh PIR dapat
mendeteksi adanya infrared dimana semakin tinggi suhu disekitar maka semakin
pendek jarak yang bisa diukur oleh PIR.
Skematik Sensor PIR
d. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan Resistor adalah Ohm (simbol: Ω) yang merupakan satuan SI untuk resistansi listrik. Resitor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm (V = I.R ).
Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna:
1. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang pertama.
2. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang kedua.
3. Masukkan angka langsung dari kode warna gleang ketiga.
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n), ini merupakan nilai toleransi dari resistor.
- Resistor dengan 4
cincin kode warna
Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode
warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan
nilai toleransi resistor.
-
Resistor dengan 5 cincin kode warna
Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan
cincin kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5
menunjukan nilai toleransi resistor.
-
Resistor dengan 6 cincin warna
Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan
resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke
6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan
untuk resistor tersebut.
b. Dengan
Kode Huruf Resistor
Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :
· R, berarti x1
(Ohm)
· K, berarti x1000
(KOhm)
· M, berarti x
1000000 (MOhm)
Kode
Huruf Untuk Nilai Toleransi :
· F, untuk toleransi
1%
· G, untuk toleransi
2%
· J, untuk toleransi
5%
· K, untuk toleransi
10%
· M, untuk toleransi
20%
Rumus Menentukan Nilai
Resitor
- Resistor Seri R(total) = R1+R2+ R(selanjut nya).
- Resistor Paralel
R(total) = 1/R(total) = 1/R1 + 1/R2 + 1/R(seterusnya).
· 1. Penguatan
Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
· 2. Tegangan
Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
· 3. Impedansi
Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
· 4. Impedansi
Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
5. Lebar
Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
· 6. Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Inverting Amplifier
Transistor
merupakan alat semikonduktor yang dapat digunakan sebagai penguat sinyal,
pemutus atau penyambung sinyal, stabilisasi tegangan, dan fungsi lainnya.
Transistor memiliki 3 kaki elektroda, yaitu basis, kolektor, dan emitor. Pada
rangkaian kali ini digunakan transistor 2SC1162 bertipe NPN. Transistor ini
diperumpamakan sebagai saklar, yaitu ketika kaki basis diberi arus, maka arus
pada kolektor akan mengalir ke emiter yang disebut dengan kondisi ON.
Sedangkan ketika kaki basis tidak diberi arus, maka tidak ada arus mengalir
dari kolektor ke emitor yang disebut dengan kondisi OFF. Namun, jika
arus yang diberikan pada kaki basis melebihi arus pada kaki kolektor
atau arus pada kaki kolektor adalah nol (karena tegangan kaki kolektor sekitar
0,2 - 0,3 V), maka transistor akan mengalami cutoff (saklar
tertutup).
Transistor
adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan
semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai
basis, kolektor, dan emitor.
1. Emitor
(E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
2. Kolektor
(C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam
transistor.
3. Basis
(B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari
transistor melalui kolektor.
Grafik Transistor
g. Relay
Relay
adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen
Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay
menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga
dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang
bertegangan lebih tinggi.
Terdapat
besi atau yang disebut dengan nama iron core dililit oleh sebuah kumparan yang
berfungsi sebagai pengendali. Sehingga ketika kumparan coil diberikan arus
listrik maka akan menghasilkan gaya elektromagnet. Gaya tersebut selanjutnya
akan menarik armature untuk pindah posisi dari normally close ke normally open.
Dengan demikian saklar menjadi pada posisi baru normally open yang dapat
menghantarkan arus listrik. Ketika armature sudah tidak dialiri arus listrik
lagi maka ia akan kembali pada posisi awal, yaitu normally close.
Fitur:
1. Tegangan pemicu (tegangan kumparan) 5V
2. Arus pemicu 70mA
3. Maksimum beban AC 10A @ 250/125V
4. Maksimum baban DC 10A @ 30/28V
5. Switching maksimum 300 operasi/menit
LED
merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya
pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P)
dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri
tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
Ketika
LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke
Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah
yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type
material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan
memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
Tegangan Maju LED
Buzzer
listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi getaran suara.
Buzzer
dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan frekuensi kisaran 1-5 KHz hingga
100 KHz untuk aplikasi ultrasound. Tegangan operasional buzzer yang umumnya
berkisar 3-12 V.
Cara
Kerja Buzzer
Tegangan Listrik yang mengalir ke
buzzer akan menyebabkan gerakan mekanis, gerakan tersebut akan diubah menjadi
suara atau bunyi yang dapat didengar oleh manusia.
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Prinsip Kerja Motor DC
Terdapat
dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC,
yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor
yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan
medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini
terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi
beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka
magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan
magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator)
dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada
prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak,
ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat
utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang
bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena
kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan
kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik
menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Untuk
menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub
magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan
akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi
kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan
akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan
berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi
tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan
berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara
magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan
akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan
berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.
Optocoupler
adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghubung berdasarkan
cahaya optik. Pada dasarnya Optocoupler terdiri dari 2 bagian utama yaitu
Transmitter yang berfungsi sebagai pengirim cahaya optik dan Receiver yang
berfungsi sebagai pendeteksi sumber cahaya.Masing-masing bagian Optocoupler
(Transmitter dan Receiver) tidak memiliki hubungan konduktif rangkaian secara
langsung tetapi dibuat sedemikian rupa dalam satu kemasan komponen.
Jenis-jenis
Optocoupler yang sering ditemukan adalah Optocoupler yang terbuat dari bahan
Semikonduktor dan terdiri dari kombinasi LED (Light Emitting Diode) dan
Phototransistor. Dalam Kombinasi ini, LED berfungsi sebagai pengirim sinyal
cahaya optik (Transmitter) sedangkan Phototransistor berfungsi sebagai penerima
cahaya tersebut (Receiver). Jenis-jenis lain dari Optocoupler diantaranya
adalah kombinasi LED-Photodiode, LED-LASCR dan juga Lamp-Photoresistor.
Pada
prinsipnya, Optocoupler dengan kombinasi LED-Phototransistor adalah Optocoupler
yang terdiri dari sebuah komponen LED (Light Emitting Diode) yang memancarkan
cahaya infra merah (IR LED) dan sebuah komponen semikonduktor yang peka
terhadap cahaya (Phototransistor) sebagai bagian yang digunakan untuk
mendeteksi cahaya infra merah yang dipancarkan oleh IR LED.
Dari
gambar diatas dapat dijelaskan bahwa Arus listrik yang mengalir melalui IR LED
akan menyebabkan IR LED memancarkan sinyal cahaya Infra merahnya. Intensitas
Cahaya tergantung pada jumlah arus listrik yang mengalir pada IR LED tersebut.
Kelebihan Cahaya Infra Merah adalah pada ketahanannya yang lebih baik jika
dibandingkan dengan Cahaya yang tampak. Cahaya Infra Merah tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang.
Cahaya
Infra Merah yang dipancarkan tersebut akan dideteksi oleh Phototransistor dan
menyebabkan terjadinya hubungan atau Switch ON pada Phototransistor. Prinsip
kerja Phototransistor hampir sama dengan Transistor Bipolar biasa, yang
membedakan adalah Terminal Basis (Base) Phototransistor merupakan penerima yang
peka terhadap cahaya.
Karakteristik Optocoupler
Baterai adalah
perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan
koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik
seperti senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai
memasok daya listrik, terminal positifnya adalah katode dan
terminal negatifnya adalah anoda. Terminal bertanda negatif adalah
sumber elektron yang akan mengalir melalui rangkaian listrik eksternal ke
terminal positif. Ketika baterai dihubungkan ke beban listrik eksternal,
reaksi redoks mengubah reaktan berenergi tinggi ke produk berenergi
lebih rendah, dan perbedaan energi-bebas dikirim ke sirkuit eksternal
sebagai energi listrik. Secara historis istilah "baterai" secara
khusus mengacu pada perangkat yang terdiri dari beberapa sel, namun
penggunaannya telah berkembang untuk memasukkan perangkat yang terdiri dari
satu sel.
Baterai
mengubah energi kimia langsung menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari
sejumlah sel volta. Tiap sel terdiri dari 2 sel setengah yang
terhubung seri melalui elektrolit konduktif yang berisi anion dan kation. Satu
sel setengah termasuk elektrolit dan elektrode negatif, elektrode yang di
mana anion berpindah; sel-setengah lainnya termasuk elektrolit dan
elektrode positif di mana kation berpindah.
Reaksi redoks akan mengisi ulang baterai. Kation akan tereduksi
(elektron akan bertambah) di katode ketika pengisian, sedangkan anion akan
teroksidasi (elektron hilang) di anode ketika pengisian. Ketika digunakan,
proses ini dibalik. Elektrodanya tidak bersentuhan satu sama lain, tetapi
terhubung via elektrolit. Beberapa sel menggunakan elektrolit yang berbeda
untuk tiap sel setengah. Sebuah separator dapat membuat ion mengalir di antara
sel-setengah dan bisa menghindari pencampuran elektrolit.
1. Buka aplikasi Proteus
2. Pilih komponen yang dibutuhkan
3. Rangkai setiap komponen menjadi rangkaian yang diinginkan
4. Ubah spesifikasi komponen sesuai kebutuhan
5. Jalankan simulasi rangkaian
1. Pengeraman
Pada kondisi ini, sensor dht11 dan lm35 memonitor suhu dan kelembaban pada ruangan inkubator selama 21 hari, selama proses pengeraman terdapat 2 kondisi yang terjadi pada inkubator:
- Kondisi kelembaban rendah dan suhu tinggi :
Dalam
kondisi ini ruangan sangat kering, dapat dilihat pada sensor lm35 terukur suhu
50 C, serta dht 11 mengukur kelembaban pada kelembaban 30%, sensor lm35
mengeluarkan output sebesar 0.5 V, tegangan output dari sensor diperkuat
menggunakan ic 741 non-inverting dengan penguatan 2 kali (Rf=10k ohm dan Ri=1k ohm) sehingga tegangan output menjadi
0.93 V,
tegangan ini cukup untuk mengaktifkan kerja transistor, sehingga vcc
mengalirkan arus dari kaki kolektor ke emitor. Kaki kolektor transistor
terhubung dengan relay, sehingga arus dari vcc mengalir ke relay sehingga relay
pun aktif. Relay yang aktif terhubung ke baterai yang menjadi suplai bagi motor
dc. (Motor dc digunakan sebagai pompa air, dengan ini kelembaban bisa naik dan
suhu bisa turun, selain itu relay yang aktif juga turut menonaktifkan kipas dan
led yang digunakan sebagai penghangat pada inkubator).
- Kondisi
kelembaban tinggi dan suhu rendah :
Dalam
kondisi ini ruangan sangat lembab, dapat dilihat pada sensor lm35 terukur suhu
ruangan 20 C, serta dht 11 terukur kelembaban ruangan 90%, sensor lm35
mengeluarkan output sebesar 0.2 V, tegangan output dari sensor diperkuat
menggunakan ic 741 non-inverting dengan penguatan 2 kali (Rf=10k ohm dan Ri=10k ohm) sehingga tegangan output menjadi
0.41,
tegangan ini tidak cukup untuk mengaktifkan kerja transistor, sehingga vcc
tidak bisa mengalirkan arus dari kaki kolektor ke emitor. Kaki kolektor
transistor terhubung dengan relay, akibatnya relay pun tidak aktif karena tidak
ada arus yang mengalir untuk dapat mengaktifkanya. Relay yang tidak aktif
terhubung ke baterai. Baterai menjadi suplai bagi led dan optocoupler.
Optocoupler berfungsi sebagai switch dengan prinsip beriut, arus yang mengalir
dari baterai masuk ke dalam rangkaian optocoupler, yang mana terhubung dengan
ir led (transmitter), ir led yang aktif memancarkan gelombang infra red yang
ditangkap oleh photo transistor (receiver). Photo transistor yang aktif
mengakibatkan rangkaian yang terhubung dengan nya teraliri arus. Arus dari
photo transistor mengalir ke sumber ac yang akan mensuplai motor AC
(Motor ac digunakan sebagai kipas, dengan ini kelembaban bisa turun dan suhu
bisa naik akibat panas yang dihasilkan, selain itu relay yang tidak aktif juga
menonaktifkan pompa air yang digunakan sebagai pendingin ruangan).
2. Penetasan
Setelah
melalui tahap pengeraman selama 21 hari, telur yang menetas akan dirasakan oleh
sensor PIR melalui gelombang infrared, sensor pir mengeluarkan tegangan output
sebesar 5V, output pada sensor dihubungkan ke IC LM741 yang bertindak sebagai
komparator, apabila tegangan input lebih besar dibanding referensi maka output
pada komparator bernilai positif dan sebaliknya. Output bernilai positif
mengaktifkan kerja dari transistor yang nantinya akan mengaktifkan kerja relay,
relay yang telah aktif menutup rangkaian menjadi loop, sehingaa baterai dapat
memberi suplai ke buzzer untuk bekerja.
Rangkaian Proteus klik disini
1. Video
Simulasi klik
disini
2. HTML klik
disini
3. Library Sensor PIR klik
disini
4. Datasheet Sensor PIR klik
disini
5. Datasheet Sensor LM35 klik
disini
6. Datasheet Sensor DHT11 klik
disini
7. Datasheet Resistor klik
disini
8. Datasheet OpAmp LM741 klik
disini
9. Datasheet Optocoupler klik
disini
10. Datasheet Transistor BC547 klik
disini
11. Datasheet Relay klik
disini
12. Datasheet Buzzer klik
disini
13. Datasheet LED klik
disini
14. Datasheet Motor DC klik
disini
15. Datasheet Battery klik
disini
No comments:
Post a Comment